Jakarta – IdHeadline.com | Kasus penganiayaan terhadap David, putra salah satu pengurus GP Ansor, bukan lagi sekadar insiden kriminal. Peristiwa ini memantik gelombang kesadaran kolektif tentang bahaya penyakit sosial yang kian menggerogoti bangsa. Dalam Dialog Kebangsaan bertajuk “Polemik Pasca Kasus Pemukulan Putra Pengurus Ansor yang Berdampak pada Pemeriksaan Aset Pejabat Negara”, yang digelar di Aula Gus Dur, Tebet, Rabu lalu, berbagai elemen masyarakat menyerukan pentingnya menjadikan kasus ini sebagai pintu masuk pembenahan karakter bangsa.
Fenomena Gunung Es: Hedonisme dan Korupsi Ditinggal Tumbuh
Valentino Barus, Wakil Ketua Umum SOKSI, menyebut bahwa kasus ini merupakan puncak dari gunung es penyakit sosial seperti hedonisme, individualisme, dan korupsi yang selama ini dibiarkan berkembang di tengah masyarakat.
“Momentum ini jangan hanya menjadi viral sesaat. Harus digelindingkan dan dirawat untuk membuka tabir berbagai persoalan mendasar bangsa kita,” tegas Valentino, saat memberi pandangan dalam dialog.
Dialog yang dipandu Dr. Illiyas Ilham ini menghadirkan narasumber lintas latar belakang: Ir. Ali Wongso (Ketua Umum Depinas SOKSI), Dr. Amsori Ahmad, MH (Kabid Hukum dan Advokasi PP Pagar Nusa PBNU), serta HM Nabil (Ketua Umum Yayasan Islam Attahiriyah).
Krisis Moral Dimulai dari Keluarga dan Pendidikan
Peserta dari berbagai organisasi seperti SOKSI, NU-Ansor, Fokusmaker, Wirakarya Indonesia, LKBH, Pemuda Pancasila, HMI, KNPI, dan Forum Muda Milenial Indonesia (FMMI) menyampaikan kekhawatiran atas degradasi moral generasi muda, terutama akibat hilangnya pendidikan karakter di sekolah dan lemahnya keteladanan di keluarga.
Valentino menyoroti bahwa penghapusan Pendidikan Moral Pancasila dan Budi Pekerti dari kurikulum sekolah menjadi salah satu faktor yang mempercepat krisis nilai di tengah masyarakat.
Seruan Bersama: Sinergi dan Political Will
Dalam dialog ini, muncul satu suara: pembenahan moral dan sosial tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Diperlukan political will yang kuat, serta sinergitas seluruh elemen bangsa, termasuk ormas besar seperti NU, Muhammadiyah, dan organisasi kepemudaan lainnya.
“Kita perlu energi besar yang datang dari kekompakan masyarakat sipil. SOKSI menyerukan kolaborasi aktif untuk mendorong perubahan dan reformasi sosial yang nyata,” ujar Ali Wongso.
Hukum Harus Tegak dan Transparansi Diperkuat
Dr. Amsori Ahmad mengingatkan bahwa kasus David harus terus dikawal sampai tuntas, tidak boleh dilupakan hanya karena korban berasal dari kalangan elite organisasi.
“Kalau David bukan anak tokoh Ansor, mungkin kasus ini akan tenggelam. Ini adalah ujian moral bagi kita semua,” tandasnya.
Dalam dialog tersebut juga mengemuka usulan pentingnya transparansi harta kekayaan pejabat, serta penerapan pembuktian terbalik dalam perkara korupsi.
Suara Generasi Muda: Jangan Kebal, Jangan Bungkam
M. Janwar dari Forum Muda Milenial Indonesia menegaskan bahwa generasi muda harus menjadi penjaga nurani publik.
“Dari Aula Gus Dur ini, kita harus terus menyuarakan perlawanan terhadap penyakit sosial. Ini bukan soal satu kasus, tapi tentang masa depan kita sebagai bangsa,” ujarnya penuh semangat.
Dialog ditutup dengan seruan bersama untuk menjadikan kasus penganiayaan David sebagai cermin koreksi moral nasional, serta sebagai starting point pembenahan sistemik atas budaya permisif, koruptif, dan hedonistik yang selama ini merusak nilai-nilai kebangsaan.
Reporter: Redaksi IdHeadline
Editor: Tim IdHeadline.com
Media: www.IdHeadline.com
Kategori: Sosial | Dialog Kebangsaan | Peristiwa | Refleksi Bangsa