Api Datang, Penjelasan Tak Kunjung Jelas
Sampai berita ini diturunkan, penyebab pasti kebakaran belum diungkap secara resmi. Kepala Satpol PP dan Damkar Kota Tasikmalaya, Iwan Kurniawan, menyebut pihaknya masih dalam tahap penanganan api dan belum bisa memastikan asal-muasal kebakaran. “Sekarang masih penanganan pembakaran api, belum teridentifikasi,” ujarnya malam hari saat dihubungi.
Namun, informasi berbeda disampaikan oleh Kepala Dinas KUMKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Tasikmalaya, Apep Yosa. Ia menyatakan, sumber api diduga berasal dari sebuah rumah makan Padang di area samping HPKP 1. "Diduga dipicu oleh kebocoran gas. Ada 10 kios PKL yang ikut terbakar," jelasnya.
Perbedaan keterangan ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah ada kelalaian dalam pengawasan terhadap instalasi gas di kawasan pasar? Mengapa kejadian semacam ini berulang, dan siapa yang harus bertanggung jawab?
Bangunan Runtuh, Nasib Pedagang Tertimbun
Api yang berkobar sejak pukul 17.45 WIB dengan cepat membakar habis gudang telur, gudang beras, hunian, dan garasi mobil. Menurut warga sekitar, bahan-bahan mudah terbakar mempercepat penyebaran api. Dalam hitungan menit, bangunan semi permanen dan kios-kios lapak PKL di kawasan Kompleks Maya Graha luluh lantak.
Hj. Ecih (70), orang tua dari pemilik gudang beras yang turut terbakar, mengatakan dirinya tidak mengetahui penyebab pasti kebakaran. “Tahu-tahu api sudah membesar. Gudang beras milik anak saya terbakar, tinggal beberapa karung yang bisa diselamatkan,” ujarnya dengan nada sedih. Rozak, sang pemilik gudang, diketahui tidak berada di lokasi saat kejadian.
Evaluasi Keselamatan: Sebatas Retorika?
Ini bukan kali pertama Pasar Cikurubuk mengalami kebakaran besar. Insiden serupa pernah terjadi beberapa tahun lalu dan memicu seruan evaluasi sistem keamanan pasar, terutama instalasi listrik dan sistem distribusi bahan bakar. Namun hingga kini, bukti konkret dari langkah-langkah pencegahan yang menjanjikan itu belum terlihat jelas.
Dari penelusuran IdHeadline.com, sejumlah kios yang terbakar tidak memiliki sistem deteksi asap atau alat pemadam api ringan (APAR). Bahkan, beberapa bangunan diketahui tidak memiliki izin bangunan yang sesuai standar keamanan kebakaran.
Tanggap Darurat, Tapi Tidak Sistematis
Lima unit mobil pemadam kebakaran—dua dari Kabupaten dan tiga dari Kota Tasikmalaya—diturunkan ke lokasi. Para petugas sigap berjibaku memadamkan api dan mencegah kebakaran meluas. Namun, penanganan tanggap darurat saja tidak cukup tanpa diimbangi sistem pencegahan yang ketat.
Warga dan pedagang mendesak pemerintah daerah untuk mengambil langkah konkret pascakebakaran ini, termasuk pendataan korban, penyelidikan menyeluruh penyebab kebakaran, serta revitalisasi menyeluruh kawasan Pasar Cikurubuk.
Kesimpulan: Bukan Sekadar Nyala Api
Kebakaran ini bukan semata tragedi fisik, melainkan alarm keras bagi tata kelola pasar tradisional yang lemah. Jika tidak segera dilakukan evaluasi struktural dan audit menyeluruh, bukan tidak mungkin api akan kembali membara—dan kali ini, mungkin membawa korban jiwa.
Reporter: Vian
Editor: Redaksi IdHeadline.com